MAJALENGKA – Bulan Ramadan dimanfaatkan masyarakat Majalengka khususnya pedagang dadakan menjual makanan takjil untuk berbuka puasa. Hampir sepanjang jalan mereka manfaatkan untuk mendapat keuntungan.
“Sudah menjadi kebiasaan ketika memasuki Ramadan, banyak yang mendadak menjadi pedagang meski sebelumnya hanya ibu rumah tangga. Ini merupakan upaya masyarakat untuk mencari bekal lebaran nanti,” kata pemerhati sosial, Dedi Supriadi, Kamis(9/6).
Menurutnya, banyak aneka menu takjil di setiap sudut kota maupun pedesaan. Beberapa yang sering dijumpai yaitu kolak, es buah, es kelapa muda, dan sejumlah lauk pauk untuk berbuka puasa.
“Kegiatan seperti ini tentunya harus kita dukung, mengingat kebutuhan masyarakat selama Ramadan jelas mengalami kenaikan hingga dua kali lipat. Sudah pasti pemasukan juga harus mengalami kenaikan signifikan,” jelasnya.
Faktor harga kebutuhan cukup mahal dinilai menjadi persoalan utama masyarakat. Tingginya harga kebutuhan mengharuskan masyarakat mendapatkan tambahan pemasukan setiap hari.
Sementara itu, salah seorang pedagang kolak, Dewi mengaku hanya menjadi pedagang saat bulan Ramadan. Pasalnya ibu rumah tangga ini mengaku di bulan Ramadan kebutuhan setiap hari mengalami kenaikan. Sehingga dirinya terpaksa menjual makanan dan minuman serta menu buka puasa (takjil).
Pedagang makanan khas Ramadan juga terlihat di kawasan alun-alun Majalengka sampai depan Kantor Kejaksaan Negeri Majalengka. Titin, salah seorang penjual lauk-pauk menuturkan, setiap memasuki Ramadan sengaja berjualan lauk-pauk seperti pepes lele, pepes mujair, pepes ayam, pepes jeroan ati ampela, dan lainnya.
Semua masakan yang ditawarkan kepada pembeli harganya sangat terjangkau berbagai kalangan. Sehingga masyarakat tinggal memilih menu yang paling disukai. “Saya bersyukur bisa memuaskan selera pembeli, dan senang setiap hari dagangan selalu habis terjual,” ungkapnya.
Bagikan Artikel
Post a Comment