Explorer Majalengka - Kehadiran sebuah bandara di Majalengka memang telah lama menjadi angan-angan rakyat Majalengka walapun sudah ada landasan udara di Lanud Sugiri Sukani, Ligung, namun keinginan itu tak pernah padam sampai kemudian terbentuklah Taman Dirgantara di pintu masuk Kota Majalengka tepatnya di Bundaran Munjul.
Taman Dirgantara di Bundaran Munjul ini, selain menghadirkan dan menjadikan monumen pesawat tempur sky hawk yang disumbangkan TNI AU juga pembentukan suasana sekitarnya yang merefleksikan percepatan pembangunan badara di Majalengka.
Taman Dirgantara ini kerap dipenuhi para pengunjung walaupun saat itu baru berupa bundaran kecil di Perenpatan sebelah barat kota Majalengka, sampai kemudian bundaran ini menjadi pusat keramaian dan terkadang menadi pusat kemacettan. Kota.
Untuk mencegah terjadinya sumbatan lalu lintas tersebut maka Bundaran Munjul atau lebih dikenal bundaran ikan kemudian ditata dan arealnya diperluas lagi sampai memakan lahan sekitar 2 hektare. Dengan membangun taman baru di sebelah Utara Bundaran serta tambahan taman yang terletak di sebelah selatan bundaran dengan replika stiburan sebagai lambang percepatan pembangunan Majalengka.
Taman Dirgantara dengan menempatkan bekas pesawat Sky hawk tersebut dilengkapi dengan jogging track serta arena bermain anak yang setiap hari minggu atau pada momen-momen tertentu selalu ada kegiatan seni yang dipentaskan secara sukarela oleh berbagai komunitas seni dan budaya yang ada di Kabupaten majalengka. Seperti misalnya pembacaan puisi, monolog, aneka seni seperti karinding, akustik dll.
Taman ini selain terasa indah dipandang pada siang hari juga menyajikan panorama malam dengan aneka cahaya yang tersajikan di areal taman tersebut sehingga pengunjung bukan hanya pada siang hari namun juga pada malam hari.
Sejumlah guru dari berbagai sekolah mulai TK dan SD pun membawa murid-muridnya ke taman tersebut guna memperkenalkan keberadaan taman serta memperkenalkan pesawat terbang yang ada di monumen tersebut.
Tina dan Lisna murid SD asal Rajagaluh datang bersama puluhan murid lainnya serta guru disekolahnya ke Taman Dirgantara. Murid-muriddatu persatu berfoto didepan pesawat sambil bersuka ria.
Tidak hanya murid sekolah, sejumlah pengunjung dari luarpun banyak yang duduk dan berfoto sambil menikmati keindahan taman. Setelah itu mereka menikmati kuliner yang ada di luar taman.
Beberapa pengunjung berharap agar areal taman dirgantara ini ditambah lagi dengan tambahan tanaman pepohonan yang bernuansa rindang disebelah barat taman Dirgantara, di sisa lahan yang saat ini belum dibangun sebagai taman.
“Sebaiknya di bagian barat taman inipun dijadikan taman lagi agar keindahannya lebih sempurna,” ungkap Nana Rohmana warga Majalengka Kulon.
Sejumlah wargapun berharap agar car freeday yang salam ini dilaksanakan dui alun-alun Majalengka juga dilakukan di jalan Pemuda agar alun-alun Majalengka tetap menjadi destinasi wisata dengan penataan taman yang lebih memikat namun berwibawa sebagai areal terbuka yang menunjang keberadaan Pendopo Kabuoaten Majalengka sebagai pusat pemerintahan daerah.
Sehingga keramaian tidak menumpuk di pusat kota melainkan digeser ke sebalah Barat dan yang jelas tidak menjadikan kemacetan karena jalan Pemuda dan Jlan Bagusrangin merupakan daerah yang tidak merupakan jalan protokol lain halnya degan jalan yang berada di depan pendopo. Sehingga alun-alun sebagai ikon gedung pemerintahan bisa terpelihara dengan baik dan tidak berkesan kumuh serta semrawut.
Bagikan Artikel
Post a Comment